Di dalam statistika dikenal dengan istilah populasi, sample dan sampling. Mungkin bagi sebagian besar sudah tak merasa asing lagi dengan kedua istilah tesebut. Kedua hal ini yang akan kita bahas di postingan kali ini.

Pengertian Populasi, Sample dan Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2019 : 61).

Populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup & waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia (Margono. 2004)

Populasi sebagai keseluruhan subjek ataupun totalitas subjek penelitian baik itu berupa orang, benda, ataupun suatu hal yang di dalamnya bisa diperoleh data informasi dalam penelitian (Ismiyanto).

Populasi ialah objek, seluruh anggota kelompok orang, atau kejadian yang telah dirumuskan oleh peneliti secara jelas (Furchan)

Populasi diartikan sebagai keseluruhan dari subjek atau objek penelitian. Jika seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitiannya, maka penelitiannya  itu merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto).

Populasi ialah keseluruhan dari objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, peristiwa, gejala-gejala, ataupun  nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai karaktersitik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan (Hadari Nawawi).

Populasi ialah sekumpulan individu-individu dengan kualitas dan karakter yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Ciri atau kualitas itu yang dinamakan sebagai variabel. Ia membagi populasi menjadi dua yakni populasi finit dan infinit (Nazir).

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut (Sugiyono, 2019:62).

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar, 2007).

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo, 2005).

Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat subyek dalam sampel, maka kita mampu menggeneralisir sifat-sifat tersebut ke dalam elemen populasi.

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam).

Teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil sampel penelitian (Notoatmodjo).

Kenapa Ada Sampling?

Adanya populasi yang sangat besar, di dalam populasi yang sangat besar dan tidak terbatas tidak mungkin seluruh populasi diamati atau diukur karena akan membutuhkan waktu dan biaya yang banyak.

Homogenitas, populasi yang homogen tidak perlu semua unit populasi dianalisis, karena akan membuang waktu serta tidak akan ada gunanya karena variabel yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian saja dari populasi tersebut.

Ketelitian atau ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit tentu akan lebih mendalami dan telaten jika dibandingkan dengan meneliti jumlah banyak.

Adanya penelitian yang berdaya destruktif, yang berarti ada objek penelitiannya yang harus dihancurkan.

Syarat-syarat Sampel yang Ideal

Adapun hal-hal yang harus dipenuhi ketika peneliti melakukan teknik sampling yaitu sebagai berikut.
  1. Dapat menghasilkan gambaran yang tepat tentang karakter populasi (representatif),
  2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) dari hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh,
  3. Sederhana, mudah dilaksanakan,
  4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya dan waktu seminimal mungkin.

Macam-macam Teknik Sampling

Teknik sampling dibagi ke dalam dua jenis, yaitu Probability Sampling dan Non-Probability Sampling.

Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang di mana setiap anggota populasi diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Probability sampling dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:

1. Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang sederhana karena sampel anggota populasi yang diambil dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Hal ini dapat diterapkan jika anggota populasi dianggap homogen.

Contohnya yaitu undian, arisan, gatcha semua hal yang berhubungan dengan keberuntungan.

2. Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu sampling adalah teknik yang dipakai apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Contohnya, populasi yang diketahuinya adalah para pelajar dari berbagai tingkat pendidikan dari sekolah dasar hingga S2. Diperoleh: SD 320 orang, SMP 233 orang, SMA 317 orang, S1 122 orang, S2 101 orang.

Diambilah 30 orang dari setiap tingkatan pendidikan, SD, SMP, SMA, S1, S2 sebanyak 30 orang dijadikan sebagai sampel.

Jumlah sampel yang diambil bersifat proposional yang berarti sama besar dan sampel diambil secara acak.

3. Disproportionate Stratified Random Sampling, yaitu teknik yang dipakai guna menentukan jumlah sampel, apabila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

Contohnya sama seperti di atas namun jumlahnya yang berbeda. Populasinya: SD 200 orang, SMP 230 orang, SMA 210 orang, S1 25 orang, S2 7 orang.

Diambil 30 orang dari SD, SMP, dan SMA, sedangkan untuk S1 dan S2 diambil semuanya masuk ke dalam sampel meskipun jumlahnya tidak proporsional.

4. Cluster Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

Contohnya meneliti suatu daerah. Populasinya adalah Indonesia, maka diperkecil dalam lingkup 5 pulau besar, diperkecil lagi ke dalam tingkat provinsi, diperkecil lagi ke dalam tingkat kota dan diperkecil ke dalam tingkat kabupaten.

Non-Probability Sampling

Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang di mana setiap anggota populasi tidak diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Non-Probability Sampling dibagi ke dalam 6 jenis, yaitu:

1. Sampling Sistematis, yaitu suatu teknik pengambilan sampel atas dasar urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

Contohnya dikumpulkan seratus orang di dalam satu kelas. Dari jajaran pertama diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, 5, dst sampai orang yang terakhir. Kemudian diberikan ketentuan untuk dijadikan sampel, seperti hanya nomor ganjil saja yang dijadikan sampel, atau nomor genap saja yang dijadikan sampel.

2. Sampling Kuota, yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri khusus sampai jumlah kuota yang diinginkan.

Contohnya target yang ditentukan peneliti adalah 500 sampel, maka peneliti wajib mengumpulkan sampel sampai berjumlah 500 barulah bisa disebut sebagai sampel. Kuota terpenuhi baru disebut sampel di dalam teknik ini.

3. Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel atas dasar kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.

Contohnya ketika berjalan-jalan di pasar bertemu dengan seseorang yang cocok dengan kriteria penelitian yang akan dilakukan, maka orang tersebut yang kebetulan bertemu di pasar dijadikan sampel.

4. Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus.

Contohnya yaitu ketika manajer ingin melakukan rekruitment pekerja, para pekerja harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk mendaftar, seperti tinggi badan minimal 170 cm, berat badan proporsional, pendidikan SLTA/Sederajat, dll.

5. Sampling Total, yaitu yang digunakan untuk menentukan sampel jika semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif sedikit atau penelitian yang hendak membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil. Sampling Total biasa disebut juga sebagai Sensus.

6. Snowball Sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang asalnya berjumlah sedikit, kemudian semakin banyak atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya.

Contohnya polisi menerima laporan pengedar ganja, dari pengedar kecil-kecil an ditangkap dan diintrogasi lebih lanjut, kemudian menemukan bandar kedua, bandar kedua ditangkap dan diketahui ada bandar yang lebih besar, sampai ditemukan sumber pengedar utamanya.

Demikian postingan kali ini mengenai mata kuliah Statistika 2: Populasi, Sampel, dan Sampling. Semoga bermanfaat untuk kita semua dan khusus nya para pembaca setia blog Mata Univ ini :) Sampai jumpa di postingan selanjutnya

Post a Comment

🚫 PERHATIAN ! 🚫
Dimohon untuk TIDAK berkomentar yang mengandung hinaan, caci maki, memperdebatkan hal yang tidak penting, dan promosi barang/hal yang dilarang oleh hukum agama dan hukum negara!